10 Tips Membeli Seamless dan Wireless Bra

 


Ada nggak disini yang menganggap pakaian dalam itu sebagai kebutuhan sekunder? Yang berpikir begitu karena merasa pakaian dalam itu tidak terlihat bukan? Soalnya aku dulu begitu, apalagi sebelum kondisinya mengharuskanku membeli pakaian dalam sendiri. Dulu urusan underware selalu dihandle sama Ibu, aku tinggal pakai. Bahkan saat pertama kali akan membeli underware sendiri, aku nggak tahu ukurannya. Hiks.

Semakin dewasa aku menyadari kalau underware itu kebutuhan primer dan mulai membuat jadwal belanja underware satu kali setahun dengan asumsi, underware yang berkualitas dengan perawatan yang benar bisa awet sekitar 2 tahun. Kali ini aku mau sharing soal breast holder atau bra. Bra branded pertama yang aku beli sendiri adalah Wacoal. Biasanya ada diskon akhir tahun yang lumayan besar di websitenya. Jadi jadwal rutinku belanja bra biasanya di akhir tahun.

Bra yang dirancang khusus untukmu

Aku pernah menonton film yang menceritakan tentang profesi designer bra yang menjual custom made bra agar benar-benar pas dengan ukuran si pemakai. Seperti tubuh manusia, area dada juga berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Di film itu diceritakan pemeran utamanya sering mengalami sakit leher dan bahu. Jadi sering memilih untuk tidak pakai bra. Kemudian temannya menyarankan untuk custom made bra agar bra yang dipakai sesuai dengan bentuk tubuhnya. Ternyata setelah diukur, posisi bahu dan payudaranya memang tidak simetris sehingga bra yang dijual di pasaran kurang pas setiap dipakai dan membuatnya sakit leher dan bahu.

Prosesnya custom made bra sama seperti membuat baju. Diukur, memilih model yang diinginkan, memilih bahan lalu proses produksi. Aku tidak tahu apakah di Indonesia sudah tersedia jasa custom made bra. Mungkin teman-teman bisa sharing di kolom komentar kalau ada yang tahu jasa custom made bra :)

Baca juga : Pilihan skincare untuk kulit sensitif dengan dermatitis

Perbedaan memilih bra sebelum dan setelah punya anak

Sebelum punya anak, aku selalu memilih bra yang cantik, dengan padding dan wire (berkawat). Tapi setelah punya anak dan menggunakan bra menyusui selama 2 tahun, aku mulai malas memakai bra berkawat lagi. Rasanya sesak, nggak nyaman. Sejak itulah aku mulai hunting bra yang dipakai tetap tampil cantik dan juga nyaman. 

Awalnya aku membeli wireless bra (bra tanpa kawat) tapi masih tetap kurang nyaman saat dipakai tidur. Sejak menyusui saya jadi terbiasa memakai bra saat tidur. Setelah berhenti menyusui aku tetap memakai bra saat tidur dengan alasan jika terjadi kondisi darurat seperti gempa bumi atau kebakaran, aku masih berpakaian layak untuk kabur secepatnya. Selain itu, terlalu sering tidak menggunakan bra juga akan membuat payudara kehilangan penyangga sehingga jika aktifitas terlalu aktif, bisa terjadi kerusakan ligamen cooper (jaringan ikat yang menjaga struktur payudara) sehingga payudara mengendur dan kondisi ini bisa diperparah oleh faktor usia dan gravitasi bumi.

Akhirnya aku menemukan opsi seamless bra yang didesain untuk menghindari jiplakan bra saat memakai baju yang tipis atau ketat. Namun fungsi utama yang aku cari adalah kenyamanan dan kemampuan menyangganya yang oke. Aku tidak langsung menemukan seamless bra yang oke kok. Aku mencoba beberapa merek sampai akhirnya setelah setahun mencari, aku bisa menemukan trik membeli seamless bra berkualitas versiku.

Cara mengukur bra yang benar

Saat membeli bra, Kamu akan menemukan tiga tipe ukuran. Ukuran UK/US yaitu ukuran dalam satuan inchi seperti 32, 34, 36, 38 dan seterusnya. Ukuran EU/Asia yaitu ukuran dalam satuan cm seperti 70, 75, 80, 85 dan seterusnya. Dan ukuran yang lebih umum seperti S, M, L, XL dan seterusnya yang biasanya digunakan pada seamless bra atau miniset. Seamless bra biasanya diukur berdasarkan lingkar dada underband dan ditujukan untuk wanita dengan cup dada maksimal ukuran C.

Bagian-bagian bra yang perlu kamu ketahui
Sumber : younghearts.co.id

1. Mengukur lingkar bawah dada

Lingkar dada yang dimaksud disini adalah area di bawah payudara (underband) untuk mengetahui nomor ukuran bra.

Jika hasil pengukuran genap, tambahkan 4 inchi
misal : hasil 32, lingkar dada bra yang harus kamu beli : 32 + 4 = 36

Jika hasil pengukuran ganjil, tambahkan 5 inchi
misal : hasil 33, lingkar dada bra yang harus kamu beli : 33 + 5 = 38


2. Mencari ukuran cup

Aku lebih senang mencari ukuran cup dengan satuan inchi karena terasa lebih mudah. Caranya dengan mengukur lingkar payudara (lingkar terluar payudara tepat diatas puting) dalam inchi.

 Rumus : Lingkar Payudara - Lingkar Dada = Ukuran Cup 
 Contoh : 36 - 34 = 2 artinya cup bra kamu adalah B

Jika hasil 0 inchi = cup AA
Jika hasil 1 inchi = cup A
Jika hasil 2 inchi = cup B
Jika hasil 3 inchi = cup C
Jika hasil 4 inchi = cup D
Jika hasil 5 inchi = cup DD atau E
Jika hasil 6 inchi = cup DDD atau F
Jika hasil 7 inchi = cup G
Jika hasil 8 inchi = cup H

Masalah yang terjadi jika memakai bra dengan ukuran yang salah

Bra yang salah ukuran pasti akan menimbulkan rasa tidak nyaman saat digunakan. Sebaiknya segera ganti bra Kamu jika kamu merasakan satu atau lebih dari ciri-ciri bra salah ukuran di bawah ini :
  1. Sakit leher dan tulang punggung
  2. Lecet atau iritasi kulit
  3. Bentuk payudara berubah karena tidak disupport dengan benar
  4. Resiko kanker payudara karena tekanan yang berlebihan

Tanda ukuran bra kamu sudah benar

Saat Kamu memilih bra yang tepat, sudah pasti bra terasa nyaman digunakan. Tapi jika belum yakin, Kamu bisa melihat ciri di bawah ini:
  1. Bagian kawat tidak menekan bagian dada hingga sakit. Aku punya satu bra berkawat yang nyaman banget. Bagian underwire-nya tidak terasa menekan atau menimbulkan bekas saat dipakai.
  2. Cup mengcover dan menempel dengan sempurna pada payudara, tidak ada celah.
  3. Posisi strap tepat ditengah bahu, tidak merosot atau tertarik ke arah leher.
  4. Underband menempel dengan sempurna, tidak sakit tapi tidak mudah bergeser juga saat beraktifitas.
  5. Lingkar bra menempel sejajar, bagian belakang dan depan tidak lebih tinggi atau lebih rendah.

Tanda bra kamu harus diganti

Nah kalau list di bawah ini adalah tanda Kamu harus segera mengganti bra kesayanganmu dengan yang baru. Nggak mau dong aset Kamu tidak tercover dengan maksimal.
  1. Bahan kain sudah rusak atau belel
  2. Tali dan area sekeliling bra mulai longgar
  3. Cup mulai berkerut
  4. Penyokong depan sering naik sehingga harus sering dibetulkan
  5. Kawat bengkok dan keluar dari tempatnya

Jenis-jenis bra yang perlu kamu tahu

Kalau dijabarkan kayaknya bisa ada lebih dari dua puluh jenis bra deh. Dari segi bentuknya aja banyak banget tapi beberapa memang mirip. Berikut ini beberapa bra yang umum ditemukan di pasaran.

jenis-jenis bra yang harus kamu ketahui
Sumber : pinterest

1. Push up bra

Dari namanya udah jelas fungsinya adalah memberi support maksimal untuk payudara. Tampilan payudara akan terangkat dan bervolume karena bantalan busa di bagian bawah dan depan. Push up bra bisa berkawat dan tanpa kawat (wireless).

2. T-shirt bra

Wireless, biasanya dibuat dari bahan kain yang menyerap keringat. Mirip miniset. Nyaman untuk digunakan untuk beraktivitas ataupun dipakai saat tidur. Ini salah satu pilihan bra yang sering aku gunakan di rumah

3. Strapless bra

Sesuai nama, desainnya tanpa tali dengan underwire untuk menyokong payudara dan dengan kancing pengaman. Kamu hanya perlu memastikan ukurannya pas agar tidak merosot saat dipakai #ups

4. Bandeau bra

Sebut saja bra kemben. Tanpa tali, pengait, kawat ataupun cup. Dipakai dari atas seperti memakai miniset. Tapi beberapa produsen sudah mengkombinasikan jenis bra ini dengan strap, underwire dan pad.

5. Sport bra

Sesuai namanya, jenis bra ini ditujukan untuk bergerak aktif tapi tetap nyaman dan biasanya dibuat tanpa kawat.

6. Balconette bra

Bra dengan cup bulat tapi tidak full cup. Dilengkapi underwire. Ideal untuk wanita dengan ukuran cup payudara yang besar. 

7. Plunge bra

Plunge bra ditujukan untuk Kamu pecinta baju low-cut dan V-neck karena bra ini memiliki belahan rendah tapi tetap menopang payudara dengan baik. Biasanya dilengkapi dengan underwire.

8. Bralette

Memberikan support minimum dengan bentuk mirip bikini. Fungsinya lebih seperti menutupi payudara saja, dengan potongan rendah, wireless dan no cup. Cocok untuk payudara dengan ukuran kecil atau rata-rata. Sering juga dipakai sebagai inner outfit untuk kesan seksi.

9. Full cup bra

Didesain untuk Kamu yang menyukai bra yang bisa menutup sempurna. Biasanya dengan tali yang tebal dan kokoh serta underwire. Paling cocok untuk wanita dengan ukuran payudara besar.

10. Padded bra

Bra tanpa kawat yang menutup puting dengan baik. Cocok untuk wanita dengan ukuran payudara kecil karena membuat tampilan payudara penuh berisi.

11. Training bra

Jenis yang biasa kita sebut miniset. Untuk remaja dengan payudara sedang tumbuh tapi belum pas memakai bra ukuran standar.

12. Triangle Bra

Fokus ke bentuk cup segitiga yang akan mengcover sempurna payudara small-medium size. Tidak akan jiplak saat memakai kaus dan menaikkan volume dada. Tersedia pilihan underwire atau wireless.

13. Seamless bra

Seperti namanya, jenis bra ini dirancang menempel kulit, tanpa jahitan atau dengan sedikit sekali jahitan. Bahan yang digunakan strechable dan tipis sehingga menempel dengan sempurna di kulit. Jenis seamless bra ada beberapa :
  • Padded seamless bra. Bra seamless dengan pad yang memberikan bentuk yang oke dan support yang baik tapi tetap nyaman. Padded seamless bra biasanya removable pad atau moulded cup (cup tanpa jahitan) sehingga saat menggunakan baju, tampilan bra tetap seamsless dan pad bisa Kamu lepas jika diinginkan. 
  • Push up seamless bra. Memberikan efek push up tapi tetap seamless. Support push up ini bisa dari pad ataupun dengan adanya wire.
  • A wireless t-shirt bra. Favoritku! Bra seamless, wireless, tapi tetap kasih support oke. Bentuknya seperti miniset tapi untuk wanita dewasa.

Sepuluh tips membeli seamless dan wireless bra

Seamless bra paling ideal untuk payudara dengan cup A sampai C atau small-medium size karena untuk ukuran cup yang lebih besar, kemampuan supportnya kurang maksimal. Berikut beberapa tips untuk kamu saat membeli seamless bra :

1. Pastikan ukuran yang kamu beli tepat

Karena jika terlalu kecil, bra akan mudah tertarik ke atas saat kamu bergerak. Jika terlalu besar, support yang diberikan tidak maksimal.

Untuk wanita dengan small-medium size seperti cup A/B, gunakan seamless wireless bra tanpa pad untuk malam dan seamless wireless bra dengan pad untuk siang hari agar payudara tidak mudah kendur.

Untuk size cup C keatas, disarankan memilih bra kawat untuk support maksimal. Banyak testimoni orang yang membeli wireless bra mengatakan support bra tersebut kurang baik. Dugaan saya hal itu karena size cup payudara yang besar sehingga dibutuhkan wire untuk menopangnya.

2. Seamless bra tidak sama dengan wireless bra

Seamless bra bisa memiliki kawat (wire) atau tanpa kawat (wireless). Jika kamu pecinta wireless bra, pastikan seamless bra yang kamu beli tanpa kawat.

3. Bagian sayap

Pilih bahan samping (bagian sayap) yang tidak mudah melar namun elastis sehingga bisa menopang payudara dengan baik. Seamless bra biasanya dibuat dengan cara menempelkan bahan bukan dijahit. Tapi sebisa mungkin pilih yang memiliki banyak bagian yang direkatkan atau pilih yang tanpa sambungan sama sekali agar kuat.

Banyak bagian yang direkatkan dan
dengan sambungan dibagian sayap ke bagian depan


Hanya direkatkan di bagian sisi luar tapi tanpa sambungan

4. Sedikit jahitan itu penting

Sedikit jahitan pada bagian sambungan itu penting. Dari pengalamanku setahun rutin menggunakan seamless bra yang memiliki sambungan tapi tidak dijahit, hasilnya lem perekatnya terlepas. Sedangkan yang dengan sedikit jahitan masih awet sampai sekarang.

Bagian yang ditempel dan terlepas
setelah pemakaian rutin setahun

Jahitan antar sambungan bahan

Jika ada sambungan antar bahan, pastikan ada sedikit jahitan

5. Memilih pad

Pada seamless bra, jika menggunakan pad, pilih removable 3D pad yang akan memberikan support maksimal sekaligus bisa dilepas. Aku melepaskan hampir semua pad pada seamless bra yang aku punya. Rasanya lebih natural dan nyaman tanpa pad. Jika ingin menggunakan pad, aku memilih seamless wireless bra dengan pad non-removeable karena terlihat lebih natural dan nyaman dan biasanya aku gunakan untuk siang hari.

Kiri : removable 3D pad
Kanan : non-removeable 3D pad

Kamu juga bisa mendapatkan efek push up dari teknologi push up tanpa pad. Contohnya wireless bra tanpa pad dibawah ini. Namun teknologi ini biasanya hanya tersedia untuk size cup A dan B.

Lapisan material tipis yang akan memberikan efek push up


6. Strap

Pilih strap berbentuk tali yang kecil dan adjustable. Jika tidak adjustable seperti contoh bra yang belakang, sulit menyesuaikan tali dengan ukuran badan. Dan dari pengalaman saya, strap yang kecil akan terasa lebih adem atau tidak gerah karena bagian yang menempel di kulit hanya sedikit. 
 
Jenis strap


7. Pilih bra dengan pengait

Baik seamless bra atau bukan, pilihlah yang memiliki pengait dengan jumlah tiga kaitan. Tiga pengait ini akan memaksimalkan fungsi bra, mengurangi kerja bahu dan punggung dalam menopang sehingga lebih nyaman dan membuat bra lebih awet. Bra dengan pengait akan membuat kamu leluasa mengatur ukuran lingkar dada saat dipakai. Pengalamanku saat memakai bra model miniset yang tanpa pengait dan dipakai dari atas itu terasa lebih gerah dan ribet dibanding cara pakai bra yang memiliki pengait.

Pilih dengan tiga kaitan

8. Warna bra terbaik

Pilihan warna nude, cream atau warna kulit wajib kamu punya karena paling aman dikombinasikan dengan baju warna apapun terutama outfit berwarna cerah dan tipis. Aman karena tidak akan terlihat menjiplak. Pilihan warna lain yang aku suka adalah hitam karena tidak mudah terlihat belel, berbintik hitam dan terlihat sangat edgy. Tapi sebenarnya pilihan warna kembali ke selera masing-masing ya.

9. U-back design

Untuk kamu yang ingin mengurangi tampilan lemak, pilih bra dengan u-back design. Model ini akan mengcover punggung dengan maksimal dan menyembunyikan lemak nakal dibagian punggung.

Sumber : pinterest

10. Wireless bra yang tidak seamless

Jenis wireless bra yang tidak seamless cocok dipakai untuk bergerak aktif di siang hari karena lebih kokoh dalam memberikan support pada payudara. Kamu bisa pilih wireless bra dengan padding biasa, moulded pad (3D pad), atau push up tanpa pad. Sedangkan seamless wireless bra cocok dipakai saat tidur di malam hari agar lebih nyaman. 

Wireless bra dengan moulded pad

Seamless wireless bra dengan removable pad

Perawatan bra yang baik dan benar

Penting merawat bra kamu dengan baik karena akan memperpanjang umur pemakaiannya. Pengalamanku memakai seamless bra dengan perawatan "ngasal" dan pemakaian rutin membuat masa pakainya hanya satu tahun. Jika dirawat dengan benar, seamless bra seharusnya bisa bertahan hingga dua tahun. Berikut beberapa tips perawatan bra yang perlu Kamu ketahui :
  1. Baca petunjuk pemakaian karena penting menyesuaikan treatment bra sesuai dengan jenis bahannya.
  2. Saat menjemur, jepit di bagian yang tidak gampang melar seperti strap atau pengait
  3. Kebanyakan bra pasti disarankan untuk dicuci terpisah dan dengan warna senada, dicuci dengan tangan, tidak dijemur langsung dibawah matahari dan tidak disetrika. Masukkan bra ke dalam laundry bag jika ingin dicuci dengan mesin cuci dan sebaiknya tidak dikeringkan dengan mesin pengering.
  4. Simpan di laci terpisah atau di dalam kotak organizer.
  5. Langsung cuci bra kamu atau di angin-anginkan lebih dulu hingga kering jika tidak dicuci langsung setelah pemakaian. Jangan ditumpuk saat lembab keringat karena akan membuat timbul bintik hitam.
Bintik hitam karena lembab

Gimana ladies? Sudah ada gambaran ya apa yang perlu diperhatikan sebelum jajan seamless dan wireless bra? Penting untuk kita membeli underware yang berkualitas demi menjaga "aset" kita. Semoga artikel ini membantu ya. Luv!

Sumber : 

Tips ke Bromo Bersama Balita



Sebelum kasus Covid melonjak lagi tahun ini, aku dan keluarga sempat melakukan trip ke Bromo, Jawa Timur, Indonesia pada awal Juni 2021. Berdasarkan info dari penjaja kuda di kawasan Bromo, periode Januari sampai Juni biasanya kawasan Bromo Tengger Semeru didatangi wisatawan lokal dan sekitaran Asia. Periode Juli sampai Desember banyak didatangi wisatawan dari Eropa dan sekitarnya. Sejak pandemi setahun kemarin, kawasan ini sempat mati suri dan baru mulai ramai dikunjungi wisatawan lagi 2-3 bulan belakangan ini.

Kami memutuskan untuk membawa balita ke Bromo karena memang aksesnya yang sangat wisatawanable. Bahkan Akung-Uti pun diajak karena ya memang seramah itu tracknya. Cuma namanya aja gunung merapi, tapi nggak ada acara nanjak-nanjak ala hiking ke gunung. Akses ke kawahnya aja tersedia tangga yang rapi. Gampang deh pokoknya, cocok untuk liburan cantik.

Akses tangga ke Kawah Bromo

Pilihan spot menarik yang bisa ditemukan di Bromo

Gunung berapi aktif Bromo terletak di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dengan ketinggian 2.329 MDPL. Area Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini memiliki banyak objek wisata yang bisa dijelajahi selain gunung Bromo yaitu :

  1. Candi atau pura luhur poten (lokasi sembayang umat Hindu suku Tengger)
  2. Bukit (Puncak B29)
  3. Air terjun (Coban Trisula, Coban Pelangi, air terjun Madakaripura)
  4. Gurun pasir atau kaldera seluas 10 kilometer persegi yang dikenal sebagai lokasi pasir berbisik
  5. Savana (bukit teletubbies)
  6. Danau (Ranu Klakah, Ranu Pani, Ranu Regulo), dan banyak lagi

Sunrise Bromo yang terkenal menawan, hamparan pasir berbisik, lembah yang cantik, langit malam bertabur bintang serta udara dingin yang menyegarkan pas untuk Kamu yang hobi wisata alam cantik. Enam lokasi terbaik melihat sunrise Bromo adalah :

  1. Puncak Penanjakan (kami pilih ini)
  2. Bukit Cinta
  3. Pos Dingklik
  4. Bukit Kingkong
  5. Bukit Mentingen
  6. Puncak Seruni Point 

Keenam lokasi ini bisa Kamu pilih saat mendaftar sendiri ke website booking online masuk Bromo atau dengan request ke tour guide jika Kamu menggunakan jasa tour guide. Pastinya keenam lokasi ini akan menawarkan pengalaman melihat sunrise berbeda dan pastinya menakjubkan.

Awal musim kemarau adalah pilihan paling tepat untuk mengunjungi Bromo. Karena pengaruh vegetasinya, Gunung Bromo memiliki dua versi pemandangan yang berbeda saat kemarau dan musim hujan. Untuk berwisata ke Bromo waktu terbaiknya adalah di bulan Mei hingga Agustus. Saat musim kemarau di bulan september hingga desember savana akan menguning sehingga kurang maksimal untuk dinikmati.

Registrasi masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Kami memilih booking online agar lebih mudah prosesnya, jadi saat hari H tinggal menunjukkan bukti pembayaran. Bisa juga melakukan pembayaran on the spot tapi ada resiko tidak dapat slot masuk karena setiap harinya pengunjung yang boleh masuk dibatasi jumlahnya, apalagi saat pandemi seperti ini. Dan juga booking langsung disana akan kena tambahan biaya Rp 20.000/orang. Prosesnya gampang kok, tinggal diikuti saja petunjuk di website bookingbromo.bromotenggersemeru. Dengan booking online Kamu juga bisa mengecek apakah status gunung aman untuk didatangi karena jika kondisi gunung sedang aktif, aktifitas turis pasti dihentikan alias izin masuk tidak dibuka.

Alur booking online masuk Bromo

Empat pintu masuk gunung Bromo

Ada empat pintu masuk gunung Bromo, kami memilih dari Coban Trisula - Malang karena kami berangkat dari Malang. Pintu masuk lainnya adalah Cemoro Lawang dari Probolinggo, Pananjakan dari Pasuruan, dan Senduro dari Lumajang. Untuk roda empat, biaya masuknya Rp 10.000 per kendaraan. Harga tiket masuk wisatawan lokal saat weekday Rp 29.000 dan untuk weekend Rp 34.000. Harga ini pastinya berbeda dengan wisatawan asing, semua bisa dilihat detail di websitenya.

Pilih jasa private tour atau open trip?

Kami memilih naik kereta dari Stasiun Gambir (Jakarta) ke Stasiun Malang. Aku sarankan ambil paket wisata private tour atau open trip karena Kamu hanya perlu duduk manis saja tanpa ribet memikirkan akses perjalanan ke Bromo. Jika berangkat sendiri atau berdua bisa pilih open trip agar lebih hemat dan bonus punya kenalan baru dengan teman satu open trip. Jika berangkat dengan keluarga atau ingin private moment, Kamu bisa memilih paket private tour.

Perlu diingat, perjalanan ke Bromo akan melewati medan berpasir yang cukup sulit ditempuh dengan kendaran. Kendaraan yang mumpuni dan pas untuk area itu adalah mobil jeep atau motor trail. Jadi biaya yang kamu keluarkan untuk private tour atau open trip akan sebanding daripada harus menyewa mobil jeep sendiri. Mobil pribadi yang diperbolehkan masuk adalah mobil four wheel drive (4WD) karena pastinya akan sangat sulit dan beresiko membawa mobil biasa. Kamu akan melewati jalur berpasir yang lumayan lama, kalau nggak salah sekitar 15-20 menit dan sensasinya seperti naik wahana pontang-panting di Dufan.

Untuk kendaraan pribadi atau bis, bisa parkir di rest area atau hotel lalu menyewa jeep ke Bromo. Harga sewa jeep sekitar Rp 450.000 - Rp 600.000 tergantung berapa banyak lokasi yang ingin dikunjungi. Jangan ditawar ya kak, rata-rata harganya pasti sama karena mereka semua dibawah naungan paguyuban jeep di TNBTS. Kalau bisa kasih tips untuk jasa tour guide yang memuaskan, toh niatnya memang jalan-jalan alias bakar duit kan. Sekalian beramal. Hehe...

Tips dariku, booking jeep seminggu sebelumnya apalagi jika Kamu datang saat weekend atau musim liburan karena dikhawatirkan tidak kebagian jeep. Jangan lupa pilih jeep yang memiliki dudukan diatasnya kalau Kamu ingin duduk diatas jeep saat di perjalanan atau untuk foto-foto cantik.

Kami pilih jasa private tour

Sekarang sudah banyak banget jasa private tour yang bisa dengan mudah diakses. Mau tour seharian atau plus menginap di Bromo semua sudah tersedia, tinggal pilih aja ya. Karena membawa balita dan orangtua, kami memutuskan untuk private tour dengan meeting point langsung di depan hotel tempat kami menginap. Iya semager itu, haha. Ya maklum, niatnya memang liburan cantik, jadi kami nggak mencari opsi kendaraan umum.

Untuk penginapan, Kamu bisa memilih homestay atau penginapan sederhana di sekitar Bromo atau mendirikan tenda sendiri. Area yang diperbolehkan menjadi tempat camping di Gunung Bromo adalah Bukit Kingkong, Bukit Cinta, Bukit Mentigen, dan Seruni Point tapi tetap harus dengan izin pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ya. Kami memutuskan menginap di Malang biar sekalian jalan-jalan di kota Malang.

Kami ambil private tour dari eagletourguide yang dipandu mas Gilang. Masnya ini anak gunung, ramah, supel, lulusan Universitas Brawijaya jurusan Administrasi Publik. Usaha tour guidenya ini dirintis bersama keluarga besarnya. Berikut detail Paket Wisata Bromo Midnight dari eagletourguide dan harganya.

Untuk harga open trip biasanya mulai dari Rp 300.000/pax tergantung penyedia jasa. Dari Mas Gilang kami mendapatkan rekomendasi spot yang oke, rekomendasi tempat makan hitsitinerary yang pas untuk memaksimalkan perjalanan seharian, serta info sejarah dan kebiasaan penduduk lokal disitu. Berangkat dijemput, pulang diantar, dijalan bobo cantik. Mantul.

Foto diambil oleh Akung

Tips ke Gunung Bromo bersama balita

1. Datang saat weekday

Kemarin kami datang saat weekend dan puncak pananjakan rame sekali padahal masih masa pandemi. Untungnya setelah mencari, kami mendapat spot lain (bukan spot utama) yang sepi dan viewnya cantik sekali untuk dinikmati.

2. Ambil paket Bromo midnight: milky way dan sunrise photography tour

Jika waktunya panjang, coba pilih paket tour ini. Jika mengambil paket yang menginap di Bromo, Kamu akan diajak menikmati dan memotret milky way diatas langit Bromo tengah malam yang sensasinya seperti sedang berada di planet lain. Atau Kamu bisa datang saat momen upacara adat tapi sayangnya sejak pandemi, upacara adat hanya terbuka untuk warga lokal sekitar Bromo saja.

3. Jangan lupa bawa kamera

Pastikan membawa kamera yang oke untuk menangkap semua bagian keren di kawasan Bromo. Tapi biasanya penyedia jasa tur memberikan jasa foto dengan DSLR yang merupakan bagian dari tour service kok.

4. Masker, sunscreen dan kacamata hitam

Pastikan kamu membawa masker atau buff karena terjangan debu pasirnya super sekali selama perjalanan ke Bromo atau saat naik kuda. Jangan lupa aplikasikan suncreen minimal 20 menit sebelum turun mobil biar nggak gosong. Meskipun suhu dingin tapi mataharinya terik sekali. Dan terakhir kacamata hitam untuk menghadang debu dan terik matahari.

5. Kupluk, syal, jaket tebal dan sarung tangan

Siapkan kupluk, syal, jaket tebal dan sarung tangan karena suhu siang hari di Bromo sekitar 15 derajat celcius dan malam hari bisa di bawah 10 derajat celcius. Saat kami pergi kemarin Bromo nggak terlalu dingin sih. Aku bahkan masih bisa membuka sarung tangan di puncak pananjakan. Mungkin bukan puncak suhu terdingin Bromo kemarin itu. Aku pakai double jaket, malah jadi terasa agak gerah saat harus menanjak. Tapi nggak ada salahnya dibawa untuk berjaga-jaga kan :)

6. Uang cash is a must

Di kawasan Bromo nggak ada ATM ya kak. Jangan sampai nggak bisa jajan atau sekedar beli indomie rebus karena nggak bawa uang tunai. Kombinasi indomie rebus, pisang goreng dan kopi panas (yang sepuluh menit langsung adem) adalah best combo di puncak Bromo.

7. Pilih rute pulang-pergi yang berbeda

Biasanya sih tour guide yang baik akan bawa kamu pulang-pergi dengan rute berbeda sehingga bisa menikmati perjalanan yang berbeda. Tapi bisa request juga di awal untuk make sure ke abang jeepnya. Jika berangkat lewat rute Malang dengan pemandangan alami, bisa coba pulang lewat rute Probolinggo yang melewati perbukitan dengan jalan aspal yang berkelok-kelok.

8. Bawa P3K

Kondisi badan Kamu sendiri yang tahu, jadi bawa P3K yang sekiranya Kamu butuhkan untuk berjaga-jaga. Aku kemarin bawa koyo, tolak angin, balsem, antimo dan multivitamin. Untuk yang bengekable, jangan lupa bawa inhealernya ya kak.

9. Toilet dan mushola

Di sunrise point tersedia toilet dan mushola kok jadi aman untuk ritual sholat subuh dan panggilan alam di pagi hari. Kami lebih memilih toilet di warung tempat kami jajan, soalnya nggak terlalu rame seperti toilet umum. Fyi aja nih, sekali ke toilet disana Rp 5.000 ya kak, maklum di puncak mah susah air. Jadi jangan sering-sering pipis, takut bangkrut. Jangan lupa bawa mukena dan sajadah kecil biar lebih nyaman beribadahnya.

10. Siapkan itinerary

Karena kami menggunakan paket tour, jadi kami mengikuti itinerary yang disarankan tour guidenya aja. Tapi penting untuk membaca dan mencari tahu spot apa yang akan kamu datangi sehingga bisa tahu point penting apa yang harus dinikmati di spot tersebut.

11. Sepatu atau sandal gunung

Jangan pakai high heels atau sandal jepit ya gengs. Medan berpasir Bromo harus ditempuh dengan alas kaki yang nyaman dan aman. Jika menggunakan sandal gunung, jangan lupa pakai kaus kaki agar kaki tetap hangat dan terlindung.

12. Bunga edelweis, oleh-oleh khas Bromo

Perkara bunga abadi ini sempat viral karena netijen julid sama Atta-Aurel yang liburan ke Bromo dan foto-foto pakai bunga ini. Please cari tahu dulu sebelum komentar ya netijen budiman. Bunga edelweis disini dibudidayakan warga lokal yang kemudian dijual ke wisatawan. Bukan bunga liar yang dipetik sembarangan. Satu buketnya murah banget cuma Rp 10.000 aja.

Bunga Edelweis Bromo

13. Berkuda ke kaki kawah Bromo

Dari titik parkir mobil jeep Kamu bisa memilih jalan kaki ke kawah Bromo atau berkuda. Jalan kaki santai PP bisa sekitar satu jam. Aku nggak ada tenaga dan niat untuk jalan kaki, jadi naik kuda aja hehe. Harga normalnya PP naik kuda itu Rp 150.000. Nggak usah ditawar ya kak, kudanya juga butuh makan, abangnya juga cari nafkah, biar sama-sama senang. Pastikan aja bayar kudanya di titik kamu berangkat, karena bisa ada resiko saat Kamu jalan kaki menanjak ke kawah, kamu ditinggal pergi abang kudanya (ini tips dari mas Gilang). Nggak mau kan udah bayar 150 ribu tapi harus jalan kaki pulangnya. Jangan lupa bawa minum ya, nanjak ke kawah cape gengs.

Tips membawa balita naik kereta api jarak jauh

Tips ini penting untuk ibu-ibu sepertiku. Soalnya kalau pergi bawa anak itu yang dipikirin banyak biasanya. Persiapannya harus bener biar jaman sepanjang perjalanan. Yuk disimak Bunda.

1. Pastikan bawa partner

Ngasuh balita 15 jam di perjalanan kereta Jakarta-Malang sungguh menguras tenaga. Aku pergi bersama Akung-Uti yang bantuin jaga Kin, tetap aja kewalahan. Kami ambil kereta malam, tapi tetap aja cape karena meskipun pada akhirnya Kin bobo malam setelah jumpalitan main, tidur di kereta tetap nggak nyaman. Jangan lupa bawa mainan atau busy book untuk menemani anak di perjalanan agar tidak bosan.

2. Pilih kereta dengan 2 kursi

Kalau bisa, biarpun si kecil belum bayar tiket, cari tempat yang disebelah kamu kursinya kosong. Kemarin saat berangkat aku dapat kursi di pojok yang cuma satu kursi jadi Kin saat tidur harus dipangku, nggak bisa diselonjorkan di kursi. Akhirnya pindah tempat. Alhamdulillah ada kursi kosong sampai Malang. Biarpun saya nggak bisa tidur pules, seenggaknya Kin bisa tidur pules jadi nggak rewel karena tidurnya cukup. Makan dan istirahat penting untuk anak biar tetap fit dan nggak rewel.

3. Bawa bekal makanan untuk di kereta

Makanan di kereta itu mahal ges. Kopi instan satu cup Rp 10.000. Aku udah bawa kopi mau beli air panas segelas aja nggak bisa, tetap harus bayar sepuluh ribu alias beli sama kopinya. Makanan yang dijual pun mahal, selimut disewakan. Cuma dapat masker doang sepanjang 15 jam perjalanan. Pokoknya komersil banget deh, biarpun eksekutif tapi pelayanan KAI nggak banget. Padahal makanan yang dijual di stasiun masih masuk akal harganya. Kopi dipuncak Bromo yang jauh aja cuma Rp. 7000 segelas. Next time untuk perjalanan selama dan sejauh itu, aku lebih memilih naik pesawat yang lebih cepat dan praktis atau naik mobil pribadi.

4. Surat tes bebas covid-19

Di Stasiun Gambir Kamu harus punya surat tes bebas Covid-19 atau melakukan tes GeNose (Rp. 30.000) atau rapid tes antigen (Rp. 85.000). Ya pastinya aku milih GeNose dong, murah, gampang dan cepat. Balita nggak perlu menunjukkan surat tes bebas Covid-19. Pastikan kamu datang minimal satu jam sebelum keberangkatan karena kamu harus mencetak tiket dulu sebelum antri panjang untuk tes GeNose. Selanjutnya tinggal ikutin arahan petugas. Saranku datang dua jam sebelumnya biar kamu nggak perlu buru-buru, bisa santai atau ke toilet dulu dan bisa beli bekal makanan untuk perjalanan di kereta. Hasil tes bisa langsung dicek dengan scan di barcode yang diberikan petugas, tapi kalau di stasiun Malang hasilnya masih diprint dalam selembar kertas bukan dalam bentuk digital.



5. Pintu keluar Stasiun Malang

Ada dua pintu keluar Stasiun Malang, Pintu Timur dan Barat. Saya keluar pintu Barat karena nggak tahu harus pilih yang mana. Pintu Barat itu pintu keluar-masuk yang lama. Tampilannya masih Stasiun jadoel. Kalau pintu Timur tampilannya sudah mirip Bandara. Rapi bersih dengan desain yang oke. Mau keluar dari pintu mana aja nggak masalah karena sebenarnya deketan, tapi untuk keberangkatan kamu harus masuk dari pintu Timur. Dengan mengetahui hal ini Kamu jadi sat-set saat ribet membawa bocil.

6. Bawa bekal awet untuk anak

Bekal ini akan berguna untuk banyak momen. Contoh saat kami berangkat dari hotel tengah malam untuk kejar sunrise dan warung sekitar puncak kebanyakan hanya menyediakan mie. Bisa bawa bubur instan, pasta siap makan atau masak bekal dulu sebelum berangkat lalu masukkan ke wadah tahan panas. Jangan lupa bekal air putihnya ya.

Bagaimana gengs? Udah mupeng pengen trip ke Bromo. Semoga pandemi bisa segera mereda ya biar kita semua gampang untuk travelling ke tempat-tempat keren seperti ini. Semoga rejekinya lancar dan sehat-sehat terus ya kita. Amiin...