Apa sih Sebopsoriasis itu? Ini Cerita Sebopsoriasisku



Ada yang pernah merasakan kulit gatal, bersisik dan perih? Beberapa orang sering menyebutnya sebagai eksim. Beberapa juga mengenalnya sebagai dermatitis. Aku lupa tepatnya kapan dermatitisku muncul. Aku merasa dermatitisku terasa sangat intens sekitar tahun 2010 atau 2011. Dermatitis yang bahasa awamnya sering disebut eksim ini banyak jenisnya. Yang aku alami adalah tipe dermatitis pompoliks atau disebut juga dermatitis dishidrotik. Aku mengetahui diagnosa dermatitis dishidrotik ini setelah konsultasi dengan dokter kulit pada April 2020. Saat itu dermatitisku parah banget akibat desinfektan dan handsanitizer yang masif digunakan karena pandemi corona.

Dermatitis dishidrotik akibat faktor eksternal

Dari dulu aku nggak tahu apa pemicu dermatitisku. Aku perhatikan dermatitis ini sering muncul dipagi hari terutama saat malamnya gerah tapi paginya cuaca dingin. Jadi sependek pengetahuanku, dermatitis ini muncul karena faktor cuaca (eksternal). Di sisi lain aku merasa dermatitis ini adalah perubahan bentuk dari asma yang aku miliki sejak kecil. Penyakit asmaku nggak pernah kumat lagi sejak terakhir tahun 1996 sepertinya. Dalam ilmu klasik, organ paru berhubungan erat dengan kulit. Sehingga aku duga masalah paruku yang dulu berupa asma belum sembuh 100 persen, hanya membaik dan berubah bentuk keluhannya menjadi dermatitis di kulit. Kalau berdasarkan "direction of cure" prosesnya membaik dari dalam ke luar. Wallahualam.

Dermatitis dishidrotik di jariku
Sejak 2020, muncul pemicu dermatitis eksternal baru yaitu desinfektan, handsanitizer dan bahan kimia pembersih yang keras. Dermatitisku muncul di jari tangan kiri, dengan kondisi yang sangat mengerikan. Lukanya sampai harus ditreatment pakai plester hidrokoloid karena kalau pakai perban dan betadine, hasilnya malah kasa akan menempel di luka dan ketika diganti perban luka malah tertarik dan terbuka kembali. Plester hidrokoloid pun membantu pembentukan kulit normal yang bagus sekali, jadi lukaku sembuh tanpa bekas. Sejak itu aku nggak mau lagi bersentuhan dengan desinfektan ataupun handsanitizer.

Awal muncul dan diagnosa sebopsoriasis

Di awal September 2020, muncul alergi baru di tempat yang baru. Semua berawal saat aku beberes area penyimpanan sabun seperti desinfektan, sabun pel, detergen, dll. Saat itu aku nggak sengaja menggaruk leher, lalu langsung muncul bentol merah seketika. Langsung gatal, muncul lesi berisi cairan seperti di jariku. Penanganannya cuma dioles salep ruam anakku dan nggak membaik. Akhirnya coba pakai bedak herocin atas saran suami, gatalnya mereda tapi tetap menyebar. Flare up paling parah terjadi saat aku pertama kali ikut menjadi volunteer bank sampah di area rumah. Selama menjadi volunteer cuaca panas, gerah seharian, trus tanganku sempat menggaruk area jidat yang tertutup kerudung. Malamnya kondisi gatal makin parah dan makin menyebar. Fix ini harus ke dokter. Akhirnya aku konsultasi dengan dokter kulit via halodoc. Hasil diagnosa via chatnya adalah sebopsoriasis. Aku memilih konsultasi online demi menghindari ke rumah sakit di masa pandemi seperti ini. Aku dikasih salep steroid, inerson dan obat antihistamin, Alloris. Hasilnya bagian yang meradang mulai kering. Tapi saat aku stop obat minum dan olesnya lalu kena pemicunya, flare up muncul lagi. 

Diagnosa via chat di halodoc

Aku tipikal yang agak parno kalau harus konsumsi obat berkepanjangan. Lagipula yang harus aku cari tahu adalah pemicunya apa dan menghindarinya biar aku nggak perlu minum obat terus. Beberapa bulan belakangan ini aku mulai tertarik dengan ilmu kesehatan holistik. Aku bergabung dengan grup yang membahas tentang skincare natural, autoimun dan gaya hidup sehat lainnya. Jadi aku berusaha mencari tahu apa kira-kira apa pemicu sebopsoriasisku. Aku coba cari foto-foto yang menggambarkan kondisi sebopsoriasisku ya, soalnya kalau foto asli nggak mungkin karena area yang meradang adalah area yang tertutup hijab.

Sumber : benislav/shutterstock

sumber : eucerin.co.uk

Sumber : surachet virunsap/Shutterstock

Sumber : news-medical.net
Foto pribadi

Sebopsoriasis ini seperti yang dijelaskan dokter kulit di dalam chat, merupakan psoriasis di area kepala. Sebopsoriasis ini sebenarnya kondisi tumpang tindih antara psoriasis dan dermatitis seboroik. Dermatitis seboroik adalah peradangan kulit yang biasanya terjadi di area berminyak seperti kulit kepala atau wajah. Sebopsoriasisku ini termasuk kategori mild alias ringan sehingga tidak mempengaruhi kualitas hidup dan bisa dikontrol dengan prosedur perawatan kulit yang ringan.   

Ciri dan gejala psoriasis

Trus kita kenalan yuk sama psoriasis. Psoriasis ini adalah penyakit kulit yang meradang, memerah, kulit terkelupas, menebal, gatal, terasa kering dan bersisik, sendi yang membengkak dan kaku serta kulit yang pecah-pecah bahkan sampai berdarah. Peradanganku terjadi di bagian leher, batas rambut, kelopak mata dan telinga yang awalnya muncul seperti bentol digigit nyamuk yang kemudian gatal, memerah dan bersisik. 
Sumber : p2ptmkemenkesRI
Faktor pemicunya bisa multifaktor seperti yang tercantum pada infografis kemenkes di bawah ini. Kalau dalam kasusku, pemicunya juga ada beberapa faktor yaitu :
  1. Dermatitis kontak. Terjadi saat aku bersentuhan dengan cairan kimia pembersih yang harsh.
  2. Stres. Saat itu aku baru saja pindahan rumah dan proses menyapih anak sehingga rasanya overwhelming banget. Cape, sedih, stres campur jadi satu.
  3. Pola makan yang tidak benar. Aku nggak sempat cek lab untuk alergi makanan, tapi dugaanku aku memiliki intoleransi makanan karena leaky gut. Aku mencoba diet eleminasi gluten sambil memperbaiki pola makan yang lebih thayyib ternyata berefek sebopsoriasis ini nggak pernah kambuh lagi.
  4. Skincare berlebihan. Aku masih belum mindful dalam menggunakan skincare saat itu. Semua skincare dicoba dan kebanyakan menggunakan skincare drugstore yang banyak menggunakan bahan kimia yang tidak ramah kesehatan. Over eksfoliasi juga, yah sudahlah paket lengkap bikin kulitku tipis dan gampang iritasi. Sekarang aku sudah mengganti semua skincare dan body care ku dengan produk natural dan organik.

Sumber : p2ptmkemenkesRI

Leaky gut

Dalam riwayat keluargaku nggak ada yang didiagnosa mengidap autoimun, hanya ada riwayat asma saja. Entah kenapa feeling aku kuat banget kalau kondisi ini terjadi karena leaky gut. Dalam ilmu pengobatan klasik, leaky gut termasuk dalam kategori autoimun.

Sumber : pinterest

Sejak meng-update artikel ini, aku sudah mengikuti beberapa kelas holistic healing yang banyak membahas tentang leaky gut. Aku semakin yakin salah satu faktor pemicu munculnya sebopsoriasisku adalah leaky gut atau yang biasa orang kenal sebagai usus bocor. Dari beberapa jurnal yang aku baca, leaky gut itu terbentuknya rongga pada usus sehingga nutrisi ataupun toksin yang harusnya diproses di dalam usus jadi masuk ke aliran darah dan menyebabkan masalah. Penjelasan lengkap tentang leaky gut kapan-kapan akan aku bahas di post terpisah ya.

Leaky gut ku ini terbentuk akibat pola hidup dan pola makan yang tidak berkesadaran seperti banyak konsumsi makanan ultra proses, mie instan (terutama sejak menjadi anak kos), kopi instan, gula berlebih, kurang gerak dan sebagainya. Lalu semakin parah karena dipicu stres sejak menjadi Ibu.

Kesimpulan

Banyak penyakit yang kita alami kadang sumbernya bukan genetik tapi pola hidup yang tidak berkesadaran. Semakin aku banyak ikut kelas tentang ilmu kesehatan klasik, semakin aku meyakini kalau setiap kondisi sakit bisa disembuhkan dengan jalan holistik yang menyelesaikannya dari akarnya agar penyakit itu tidak kembali datang. Sampai di tahun 2023 saja, sudah banyak perubahan yang aku rasakan sejak hidup lebih berkesadaran, salah satunya sebopsoriasis yang sudah tidak pernah muncul dan dermatitis dishidrotik yang jarang sekali muncul. Aku masih terus berusaha belajar dan memperbaiki diri agar bisa sehat seutuhnya demi hidup yang lebih nyaman hingga tua nanti. Apa kamu punya pengalaman sakit yang sama? Atau mau cerita tentang pengalamanmu sendiri? Boleh banget lho kita ngobrol di kolom komentar ☺

Diupdate : 11 Juni 2023

Sumber :